Minggu, 11 Desember 2011

JERITAN RUH KEPADA RABBNYA 2




Sifat terpuji tali sambung dengan Allah S.W.T
Tali sambung dengan Allah S.W.T adalah sifat terpuji, artinya hanya dengan sikap ucap dan perbuatan terpujilah manusia selaku hamba Allah dapat berhubungan langsung dengan Allah S.W.T apa yang dimaksud dengan sifat terpuji? Yakni wujud tampilan ketaatan kepada Allah yaitu segala sikap ucap dan perilakunya senantiasa selaras dengan kehendak Allah. Manusia yang demikianlah yang akan menjadi hamba kecintaan Allah.


Ciri manusia hamba Allah taat atas dasar cinta, maka rahmat terbesar Allah akan dikaruniakan kepadanya, berupa pertolongan dalam segala hal, mata dan THTnya adalah mata dan THTnya Allah. Sebagaimana firman-Nya pada QS. Al Israa’ (17) : 8 yang telah dikutip di atas, dan Hadits qudsi berikut:


“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan hal-hal yang sunnat, sehingga ia kusenangi dan Ku-cintai. Karenanya Aku-lah yang menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, lidahnya yang dengannya ia bertutur kata, dan aqal yang dengannya ia berfikir . apabila ia berdo’a kepada-Ku, Aku perkenankan do’anya. Apabila ia meiminta sesuatu kepada-Ku niscaya Aku mengaruniainya, dan apabila ia meminta pertolongan kepada-Ku, niscaya Aku menolongnya. Ibadah yang dilakukannya kepada-Ku yang paling Aku senangi ialah menunaikan kewajibannya dengan sebaik-baiknya untuk-Ku.” (HQR. At-Thabrani, dalam Kitab Al-Kabir yang bersumber dari Abu Umamah)


Memperhatikan ayat Qur’an pada Surah Al Anfaal (8) :17 dan Hadits Qudsi di atas betapa besar rahmat pertolongan Allah yang diberikan kepada hamba yang taat atas dasar cinta dengan tampilan akhlaq terpuji. Hamba ini akan mampu mengetahui segala sesuatu dan berilmu sehat setimbang pelestari kesetimbangan semesta. Karena mata, THT, aqal dijadikan sebagai tampilan kehendak Allah. Inilah yang dinamakan jumpa Allah dalam Asma-Nya. Yang harus diperhatikan bahwa rahmat bisa jadi berubah menjadi laknat. Siapa yang terlaknat? Mereka yang pernah menikmati rahmat tali hubung dengan Allah, namun masih juga menyambungkan tali hubung dengan apa yang dilihat mata dan apa yang didengar telinga. Itulah orang yang tidak taat, sebagaimana Iblis yang terlaknat, karena tidak mau sujud kepada Adam A.S, akibat terpengaruh oleh penglihatan mata kepala melihat Adam sebagai garis.


Garis penghalang ruh jumpa Robb


Tantangan yang harus dihadapi ruh untuk dapat kembali berjumpa robbnya semenjak di dunia ini adalah adanya kehidupan yang berbentuk dua garis. Kehidupan yang berbentuk garis pertama adalah kehidupan yang tampaknya manis dan lezat. Sedangkan kehidupan garis kedua adalah kehidupan yang tampaknya pedih dan sakit. Kedua kehidupan yang berbentuk garis ini senantiasa akan menggetarkan hati, jika hidup mengandalkan THT kepala. Apa yang dilihat mata dan didengar telinga senantiasa dicerna oleh otak demi kepentingan isi perut, akibatnya akan menimbulkan gangguan-gangguan dalam hati. Kehidupan demikan merupakan ujian bagi manusia, apa tetap kuat-tegar atau semakin melemah-tak berdaya.


Agar hati terbebas dari gangguan-gangguan kehidupan dua garis, hingga ruh dapat terlepas bebas terbang mengembara menjumpai Robbnya, maka harus senantiasa beraktivitas yang diawali dengan membuka Qur’an dalam rangka mempertahankan tali hubung dengan Aku Allah. Dengan aktivitas yang didahului membuka Qur’an membaca sesuatu dengan Aku Allah maka akan memperoleh tambahan karunia. Sebab membuka Qur’an dan membaca dengan Aku Allah berarti membuka memulai menggali hikmah-hikmah yang ada dibalik garis.


Terbacanya segala hikmah dibalik kehidupan garis berarti melepaskan ruh untuk bebas terbang mengembara menjangkau masuk ruang kosong bersama-sama dengan para malaikat untuk menjemput berita-berita besar dari Ar-Rohman. Barangsiapa yang hidupnya hanya memandang titik Allah., maka ruhnya akan terlepas dari belenggu kehidupan garis, dan dia senantiasa akan mengembara bebas didampingi seribu Malaikat. Sebagamiana firman-Nya: “(ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu deperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”. (QS. Al Anfaal (8): 9). Berita-berita besar yang telah diperoleh itu kemudian didayaguna-manfaatkan untuk merombak kehidupan di lingkungan terbuka.


Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, dimuka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah S.W.T. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar Ra’d (13) :11) Dari hidup berpandangan garis semata, menuju hidup yang berpandangan titik. Sebab esensi kehidupan bukan merupakan hamparan garis tebal, melainkan berpandangan titik. Sebab esensi kehidupan bukan merupakan hamparan garis tebal, melainkan hamparan titik yang membentuk garis.


Hanya hidup dengan pandangan titiklah yang akan melahirkan keilmuan yang mampu menjaga melestarikan kesetimbangan semesta ini. Ciri hidupnya berpandangan titik adalah aqal dan konsep keilmuannya senantiasa berdasarkan wahyu atau ilham yang dijemput oleh ruh yang telah bebas lepas mengembara menjumpai Rabbnya.


Begitulah ruh selaku titisan kesucian Allah yang telah merasa ditekan oleh nafsu dan logika maka dia akan menjerit memohon pertolongan atas ijin-Nya kepada Rabbnya agar dilepaskan dari belenggu nafsu dan logika. Dan Allah sang Ar-Rahman sungguh Maha Mengetahui dan Maha Mendengar, lagi Maha Mengabulkan do’a hambanya yang sungguh-sungguh memohon kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِي وَلْيُؤْمِنُوْا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. 2 : 186)

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. 29 : 69)


http://renunganbimo.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar